Dominoqq Terpercaya 2018 - Roni Siadari (19), warga asal Desa Raja Huta, Kecamatan Dolok Perdamaian, Simalungun, ialah salah satu korban yang berhasil selamat dari tenggelamnya KM Sinar Bangun, Roni tampaknya memang masih merasa trauma untuk bisa melihat Danau Toba usai kejadian tragedi yang terjadi pada Senin (18/6/2918) yang lalu.
“Aku memang masih trauma atas kejadian itu, tapi karena ingin untuk bisa melihat korban yang ditemukan aku datang ke sini,” ujarnya di Pelabuhan Tigaras.
Roni mengetakan, saat kapal berangkat dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, jumlah penumpang saat itu penuh sesak diperkirakan mencapai 200 orang. Bangku yang penuh, membuatnya terpaksa harus tetap berdiri di depan kapal.
“Semua penumpangnya ada lebih dari 200 karena semua penuh dan sebagian itu pun terpaksa harus berdiri,” terangnya.
Menurut dia, ketika KM Sinar Bangun berlayar menuju Pelabuhan Tigaras, tiba-tiba ada ombak besar dan angin kencang yang membuat kapal mulai oleng.
“Ombak besar juga sudah membuat aku berdiri di depan jadi basah dan tak lama kemudian kapal oleng dan langsung terbalik,” ujar Roni.
Dikatakan Roni, saat kapal akan terbalik, dia juga secara langsung terjun ke danau dan berenang untuk naik ke kapal yang saat itu posisi sudah terbalik. Sementara sebagian penumpang terlihat mencoba untuk terus menyelamatkan diri dari danau.
“Sebelum tenggelam aku memang sudah sempat naik ke kapal terbalik itu,” bilangnya.
Menurutnya, beberapa saat setelah kapal terbalik, dia sempat terombang-ambing di tengah danau lebih dari 30 menit sebelum kapal tersebut datang menyelamatkan mereka bertahan di dalam air.
“Aku lihat memang banyak yang sempat bertahan namun mereka tenggelam. Bahkan aku sempat berusaha menolong tapi gak bisa karena dia sudah langsung tenggelam,” tambahnya.
Roni juga sangat berharap bahwa pihak Basarnas dapat menemukan penumpang yang tenggelam agar dapat dikebumikan dengan layak. “Semoga saja ada menumpang yang bisa ditemukan walau sudah meninggal dunia,” harap Roni.
“Aku memang masih trauma atas kejadian itu, tapi karena ingin untuk bisa melihat korban yang ditemukan aku datang ke sini,” ujarnya di Pelabuhan Tigaras.
Roni mengetakan, saat kapal berangkat dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, jumlah penumpang saat itu penuh sesak diperkirakan mencapai 200 orang. Bangku yang penuh, membuatnya terpaksa harus tetap berdiri di depan kapal.
“Semua penumpangnya ada lebih dari 200 karena semua penuh dan sebagian itu pun terpaksa harus berdiri,” terangnya.
Menurut dia, ketika KM Sinar Bangun berlayar menuju Pelabuhan Tigaras, tiba-tiba ada ombak besar dan angin kencang yang membuat kapal mulai oleng.
“Ombak besar juga sudah membuat aku berdiri di depan jadi basah dan tak lama kemudian kapal oleng dan langsung terbalik,” ujar Roni.
Dikatakan Roni, saat kapal akan terbalik, dia juga secara langsung terjun ke danau dan berenang untuk naik ke kapal yang saat itu posisi sudah terbalik. Sementara sebagian penumpang terlihat mencoba untuk terus menyelamatkan diri dari danau.
“Sebelum tenggelam aku memang sudah sempat naik ke kapal terbalik itu,” bilangnya.
Menurutnya, beberapa saat setelah kapal terbalik, dia sempat terombang-ambing di tengah danau lebih dari 30 menit sebelum kapal tersebut datang menyelamatkan mereka bertahan di dalam air.
“Aku lihat memang banyak yang sempat bertahan namun mereka tenggelam. Bahkan aku sempat berusaha menolong tapi gak bisa karena dia sudah langsung tenggelam,” tambahnya.
Roni juga sangat berharap bahwa pihak Basarnas dapat menemukan penumpang yang tenggelam agar dapat dikebumikan dengan layak. “Semoga saja ada menumpang yang bisa ditemukan walau sudah meninggal dunia,” harap Roni.